Selasa, 17 September 2019

Jenis jenis Motif Batik di Jawa Tengah

Jawa Tengah merupakan salah satu provinis penghasil batik terkenal di Indonesia, di Jawa Tengah juga memiliki kota kota yang terkenal akan batiknya misalnya Solo dan Pekalongan, dan Banyumas. Batik di Banyumas berpusat di daerah Sokaraja. Keterampilan membatik di daerah ini di bawa oleh pengikut pangeran Diponegoro setelah selesainya peperangan tahun 1830. sebagai bahan untuk membatik adalah mori yang ditenun sendiri, dan obat pewarna dipakai antara lain pohon tom, pohon pace dan mengkudu yang memberi warna merah kesemuan kuning.

Batik sampai ke Pekalongan juga di bawa oleh pasukan pangeran diponegoro. para pengikut pangeran Diponegoro yang menetap di daerah ini kemudian mengembangkan usaha batik. pada masa itu batik tumbuh pesat di daerah Buawaran, Pekajangan dan Wonopringgo.

Batik di daerah Solo dikenal sejak kerajaan Mataram, pada masa Panembahan Senopati. Batik berkembang di daerah plered. Sama seperti Zaman Majapahit, awalnya batik terbatas dalam lingkungan keluarga keraton, para dayang ratu yang mengerjakan proses pembuatan batik. lama -kelamaan, batik keluar keraton. Pada upacara keluarga kraton baik pria maupun wanita memakai pakaian dengan kombinasi batik dan lurik. Berikut ini beberapa motif batik yang ada di Jawa Tengah.

1. Batik Solo
Solo sebagai salah satu Kota Batik memiliki beraneka ragam motif batik yang terus diproduksi secara turun menurun. Semakin berkembangnya teknologi, beragam teknik pembuatan juga dilakukan, mulai dari teknik batik tulis, batik cap maupun batik printing. Kampung Batik Laweyan dan Kauman menjadi dua daerah yang dikenal sebagai sentra kerajinan batik di Surakarta.
No Nama Motif Batik Makna
1. Motif Parang Kusumo Batik solo motif parang kusumo ini biasanya dipakai oleh pengantin wanita pada saat upacara tukar cincin. Kusumo berarti bunga yang sedang mekar. Hakikatnya pengantin wanita sudah siap lahir maupun bathin  menikah.
2. Motif Kawung Motif batik kawung banyak dimaknai sebagai gambar bunga teratai dengan empat lembar daun bunga yang merekah. Bagi orang Jawa bunga teratai sering diartikan sebagai umur yang panjang dan juga kesucian.
3. Motif Sawat Sawat berasal dari kata sawat atau sayap, adapula yang berpendapat bahwa kata sawat berasal dari kata syahwat atau nafsu. Motif ini dahulu dianggap sangat sakral dan hanya dipakai oleh raja dan keluarganya. Motif bentuk sayap yang disusun sedemikian rupa ini sering dimaknai sebagai burung garuda kendaraan Dewa Wisnu yang melambangkan kekuasaan atau raja.
4. Motif Sidomukti Batik Sidomukti berasal dari kata sido yang artinya jadi, berkesinambungan, terus menerus dan dari kata mukti yang berarti bercukupan, hidup makmur, atau sejahtera. 
5. Motif Truntum Kata Truntum sering dimaknai sebagai penuntun, sehingga sebagai orang tua diharapkan selalu bisa dijadikan sebagai penuntun, panutan, atau contoh yang baik bagi anaknya dalam mengarungi hidup baru.
6. Motif Satrio Manah Sesuai dengan arti katanya, motif ini diartikan sebagai seorang ksatria yang membidik pasangannya dengan busur dan panah, sedangkan mempelai wanitanya akan memakai batik dengan motif semen rante. 
7. Motif Semen Rante Semen Rante berasal dari kata semen/semi yang berarti tumbuh dan kata Rante berarti rantai yang melambangkan hubungan erat dan mengikat menyiratkan sebuah makna ikatan yang kokoh. Motif batik semen rantai sering dipakai oleh mempelai perempuan saat dipinang oleh lelaki pujaan hatinya yang mengenakan motif batik satrio manah.
8. Motif Slobog Slobog berarti longgar/besar. Batik solo ini biasa dipakai untuk melayat. Makna yang terkandung di dalam motif batik ini agar arwah seseorang yang meninggal tidak mendapat halangan dan dapat diterima kebaikannya
9. Motif Pamiluto Motif pamiluto ini biasanya dikenakan oleh ibu dari pihak mempelai wanita pada saat acara tukar cincin. Motif batik ini memberi arti agar ikatan pernikahan tidak dapat dipisahkan seperti mimin lan mintuno. Pamiluto berasal dari kata pulut.
10. Motif Semen Gendong Motif semen gendong adalah jenis kain batik yang dikenakan oleh mempelai wanita dan pria setelah selesai upacara pernikahan sebagai wujud suatu harapan agar segera mendapatkan anak yang berbakti, penurut, serta soleh dan solehah.

2. Batik Pekalongan
Batik Pekalongan diawalai dari batik yang dibuat oleh masyarakat Pekalongan yang kebanyakan tinggal di pesisir utara pulau Jawa. berbagai corak batik khas berhasil dihasilkan oleh orang Pekalongan hingga saat ini.

Batik Pekalongan menjadi sangat khas karena bertopang sepenuhnya pada ratusan pengusaha kecil, bukan pada segelintir pengusaha bermodal besar. Sejak berpuluh tahun lampau hingga sekarang, sebagian besar proses produksi batik Pekalongan dikerjakan di rumah-rumah.

Keunikan lain dari Batik Pekalongan adalah pilihan warnanya yang mencolok, khas daerah pesisir, sangat berbeda dengan batik-batik dari daerah Solo / Jogja yang lebih dominan warna sogannya.
No Nama Motif Batik Makna
1. Motif Jlamprang Jlamprang merupakan bentuk motif kosmologis dengan mengetengahkan pola ragam hias ceplokan bentuk lung-lungan dan bunga padma, menunjukan makna tentang peran dunia kosmis yang hadir sejak agama Hindu dan Buddha berkembang dijawa.
2. Motif Burung Hong Ragam hias Burung Hong (dipengaruhi budaya / etnis Tionghoa. Tubuh phoenix (Hong) pun merupakan simbol dari sifat utama manusia. Kepala adalah kebajikan, sayapnya adalah tanggung jawab, punggungnya adalah perbuatan baik, dadanya adalah kemanusiaan, dan perutnya adalah sifat terpercaya.
3. Motif Buketan Ragam hias Buketan dipengaruhi budaya / etnis Eropa. Bunga dikaitkan dengan kebahagiaan, keceriaan,kecantikan,kelembutan dan kemurnian. Pada kain batik biasanya berbagai bunga dirangkai menjadi satu seperti buket bunga. Maka dari itu jenis ini sering disebut kain buketan
4. Motif Hokokai Motif batik modern Jawa Hokokai dipengaruhi penjajahan Jepang. Ragam hias yang biasanya ada pada batik Jawa Hokokai adalah bunga sakura, krisant, dahlia dan anggrek dalam bentuk buketan atau lung-lungan dan ditambah ragam hias kupu-kupu, selain itu ada pula ragam hias burung merak yang memiliki arti keindahan dan keagungan.

3. Batik Banyumas
Batik Banyumas awalnya berpusat di daerah Sokaraja, batik ini dibawa oleh pengikut-pengikut Pangeran Diponegero yang setelah usai peperangan tahun 1830, mereka kebanyakan menetap di daerah Banyumas.
 Jawa Tengah merupakan salah satu provinis penghasil batik terkenal di Indonesia Jenis jenis Motif Batik di Jawa Tengah
Batik Banyumasan termasuk dalam jenis batik pedalaman Jawa, yang mana batik pedalaman lebih cenderung menampilkan warna-warna kalem dan dalam, serta sarat akan simbolisasi makna di tiap motifnya. Motif-motif dari batik khas Banyumas banyak terpengaruh oleh batik Solo dan batik Jogja, meskipun ada ciri khusus yang membedakan.

Dalam perkembanganya pola batik banyumas mempunyai ciri pola batik tersendiri yang merupakan ciri batik pedalaman yaitu banyak terinpirasi motif tumbuhan dan hewan yang sesuai dengan lingkunganya seperti hutan dan gunung. Tak terlepas dari sifat masyarakat Banyumas yaitu mempunyai   warna , ciri dan motif motif tradisional serta klasik  seperti   motif jahe srimpang , ayam puger,  pring sedapur, kantil, lumbon, batu waljinan, gajah nguling  dan lain sebagainya .