Kamis, 19 September 2019

Struktur Teks Cerita Fabel Kupu-Kupu Berhati Mulia

Secara etimologis fabel berasal dari bahasa Latin fabulat. Cerita fabel merupakan cerita tentang kehidupan binatangyang berperilaku menyerupai manusia. Fabel termasuk jenis cerita fiksi, bukan kisah tentang kehidupan nyata. Cerita fabel sering juga disebut cerita moral karena pesan yang ada di dalam cerita fabel berkaitan erat dengan moral. Teks cerita fabel tidak hanya mengisahkan kehidupan binatang, tetapi juga mengisahkan kehidupan manusia dengan segala karakternya.

Binatang-binatang yang ada pada cerita fabel memiliki karakter seperti manusia. Karakter mereka ada yang baik dan ada juga yang tidak baik. Mereka mempunyai sifat jujur, sopan, pintar, dan senang bersahabat, serta melakukan perbuatan terpuji. Mereka ada juga yang berkarakter licik, culas, sombong, suka menipu, dan ingin menang sendiri. Cerita fabel tidak hanya ditujukan kepada anak-anak, tetapi juga kepada orang dewasa. Setelah membaca dan memahami teks cerita fabel, kamu dapat belajar pada karakter-karakter binatang tersebut. Cerita fabel menjadi salah satu sarana yang potensial dalam menanamkan nilainilai moral. Kita dapat belajar dan mencontoh karakter-karakter yang baik dari binatang itu agar kamu memiliki sifat terpuji.

Struktur Teks Fabel
Sebagai teks cerita naratif, teks cerita fabel memiliki struktur orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda.
  1. Orientasi, Bagian awal yang berisi pengenalan tokoh, latar tempat dan waktu, dan awalan masuk ke tahap berikutnya.
  2. Komplikasi, berisi urutan kejadian yang dihubungkan secara sebab akibat, pada struktur ini anda mendapatkan karakter atau watak pelaku cerita karena beberapa kerumitan mulai bermunculan. Bagian ini tokoh utama berhadapan dengan masalah (problem). Bagian ini menjadi inti teks narasi; harus ada. Jika tidak ada masalah, masalah harus diciptakan.
  3. Resolusi, pada struktur ini pengarang mengungkapkan solusi yang yang dialami tokoh. Bagian ini merupakan kelanjutan dari komplikasi, yaitu pemecahan masalah. Masalah harus diselesaikan dengan cara yang kreatif.
  4. Koda merupakan bagian akhir cerita yang biasanya berupa kesimpulan.
Struktur TeksKalimat
OrientasiDikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di taman. Ia sangat bahagia karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah. Sang semut berkeliling taman sambil menyapa binatang-binatang yang berada di taman itu.
KomplikasiIa melihat sebuah kepompong di atas pohon. Sang semut mengejek bentuk kepompong yang jelek yang tidak bisa pergi ke mana-mana.

“Hei, kepompong alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung di ranting itu. Ayo jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu jika ranting itu patah?”

Sang semut selalu membanggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat ia suka. Bahkan, sang semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya.
 Secara etimologis fabel berasal dari bahasa Latin fabulat Struktur Teks Cerita Fabel Kupu-Kupu Berhati Mulia
Sang semut merasa bahwa dirinya adalah binatang yang paling hebat. Si kepompong hanya diam saja mendengar ejekan tersebut.

Pada suatu pagi sang semut kembali berjalan ke taman itu. Karena hujan, di mana-mana terdapat genangan lumpur. Lumpur yang licin membuat semut tergelincir ke dalam lumpur. Ia terjatuh ke dalam lumpur. Sang semut hampir tenggelam dalam genangan itu. Semut berteriak sekencang mungkin untuk meminta bantuan.

“ Tolong, bantu aku! Aku mau tenggelam, tolong..., tolong....!”
ResolusiUntunglah saat itu ada seekor kupu-kupu yang terbang melintas. Kemudian, kupu-kupu menjulurkan sebuah ranting ke arah semut.

“Semut, peganglah erat-erat ranting itu! Nanti aku akan mengangkat ranting itu.”

Lalu, sang semut memegang erat ranting itu. Si kupu-kupu mengangkat ranting itu dan menurunkannya di tempat yang aman.

Kemudian, sang semut berterima kasih kepada kupu-kupu karena kupu-kupu telah menyelamatkan nyawanya. Ia memuji kupu-kupu sebagai binatang yang hebat dan terpuji.

Mendengar pujian itu, kupu-kupu berkata kepada semut. “Aku adalah kepompong yang pernah diejek,” kata si kupu-kupu.

Ternyata, kepompong yang dulu ia ejek sudah menyelamatkan dirinya.
KodaAkhirnya, sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.

Memahami Unsur Kebahasaan Teks Cerita Fabel
1. Mengidentifikasi Kata Kerja
Kata kerja adalah kata yang menggambarkan proses, perubahan, atau keadaan yang bukan merupakan sifat. Kata kerja dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :

Kata Kerja Transitif: Kata kerja transitif merupakan kata kerja yang selalu diikuti oleh unsur obyek, contoh : membeli, memegang, memotong, dan lain-lain. Kata kerja transitif dapat diubah menjadi bentuk pasif.  Dilihat dari segi bentuknya kata kerja transitif dapat dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu: Kata kerja transitif berimbuhan dan kata kerja transitif tak berimbuhan.

Contoh kata kerja transitif berimbuhan adalah sebagai berikut : Berafiks me antara lain membahas, membawa, menolong. Berafiks memper : memperistri, memperbesar. Berafiks memper-i : mempebaharui, memperbaiki.

Kata Kerja Intransitif: Kata kerja intransitif ialah kata kerja yang tidak memerlukan pelengkap. Seperti kata tidur untuk contoh kalimat berikut: saya tidur, pada kalimat tersebut kata tidur yang berposisi sebagai predikat (P) tidak lagi diminta menerangkan untuk memperjelas kalimatnya, karena kalimat itu sudah jelas. Kata kerja intransitif tidak dapat diubah ke bentuk pasif. Beberapa contoh yang lain adalah bangun, berlari, pergi, berdiri, berjalan.

Setelah membaca teks model di atas, coba identifikasi kata kerja dalam teks tersebut berdasarkan struktur teks yang ada.
No.Struktur TeksKata Kerja TransitifKata Kerja Intransitif
1.OrientasiBerkeliling, melihat, menyapa, Ada, berada, 
2KomplikasiMengejek, menggantung, membanggakan, mendengar, berjalan, membuat,  mengangkat, mendengar, tenggelam, berjalan, diam, pergi, merasa, terjatuh, berteriak 
3.ResolusiMemegang, menjulurkan, mengangkat, memuji, menyelamatkan, berterima kasih, memuji, Terbang, pergi, berkata
4.KodaMenghinaBerjanji

Penggunaan Kata Sandang Si dan Sang
Kata sandang merupakan sejenis kata penentu atau pembatas yang letaknya di depan kata benda atau kata sifat. Kata sandang tidak mempunyai makna tersendiri. Makna atau arti kata sandang bergabung dengan kata yang berada di belakangnya. Kata sandang yang masih dipakai dalam Bahasa Indonesia, misalnya: Si, Sang, Para,Yang, Sri,dan sebagainya. Walaupun kata sandang tidak mempunyai arti dan tidak dapat berdiri sendiri kata sandang memiliki fungsi penting menentukan makna dalam kalimat.

Kaidah penulisan si dan sang terpisah dengan kata yang diikutinya. Kata si dan sang ditulis dengan huruf kecil, bukan huruf kapital. Perhatikan contoh penggunaan dalam kalimat-kalimat tersebut. Bedakan dengan contoh berikut ini.
  1. “Bagaimana caranya agar si kecil rajin belajar?” tanya ibu.
  2. Kedua orang itu, si Kecil dan si Kancil, adalah pembantu di pasar.
Kata kecil pada kalimat 1) ditulis dengan huruf kecil karena bukan merupakan nama. Pada kalimat 2) Kecil ditulis dengan huruf /K/ kapital karena dimaksudkan sebagai panggilan atau nama julukan. Contoh kalimat dengan kata sandang si dan sang
  1. Sang Merah Putih berkibar dengan jaya di seluruh tanah air.
  2. Pagi ini sang mentari menampakkan diri dengan senyum terindahnya.
  3. Sang pangeran menemukan gadis cantik di tengah hutan yang sedang menangis tersedu
  4. Si kancil berjalan-jalan di tepi danau bersama teman-temanya
  5. Sang singa membebaskan tikus kecil dari cengkeramannya
  6. Si tikus menggigit tali yang menjerat singa tersebut
  7. Sang putri sedang memikirkan masa depannya
  8. Si Amat akan meminang si Halimah minggu depan.
  9. Aduh, cantiknya si hitam manis ini.
  10. Si terdakwa tidak dapat menjawab pertanyaan hakim.
  11. Si Udin memberi peringatan kepada temannya.
  12. Sang Elang menerkam tikus yang sedang mengendap-endap.
  13. Sang ratu sedang berada di taman kaputren bersama dayang-dayangnya..

Penggunaan Kata Keterangan Tempat dan Waktu
Dalam teks cerita fabel biasanya digunakan kata keterangan tempat dan kata keterangan waktu untuk menghidupkan suasana. Untuk keterangan tempat biasanya digunakan kata depan di dan keterangan waktu biasanya digunakan kata depan pada atau kata yang menunjukkan informasi waktu. Contoh kalimat dengan kata keterangan tempat dan waktu adalah sebagai berikut.
  1. Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor gajah sedang duduk di bawah pohom..
  2. Pada suatu sore sang raja kembali berjalan ke taman itu bersama sang ratu.
  3. Karena hujan, di mana-mana terdapat genangan lumpur yang menyebabkan terjadinya kecelakaan.
  4. Suatu hari Si Kancil, binatang yang katanya cerdik itu, sedang berjalan-jalan di pinggir hutan.
  5. Di dalam hutan terlalu gelap, karena pohon-pohon sangat lebat dan tajuknya menutupi lantai hutan.
  6. Namun tidak seperti biasanya yang tenang, saat ini pasukan Semut Merah telah bersiap siaga di posisi mereka masing-masing.
  7. Ketika Gajah memasuki areal perkampungan Semut Merah, dengan cepat dan sigap para pasukan Semut Merah yang telah bersiap pada posisinya langsung menyerang Gajah.
  8. Suara jeritan sang gajah terdengar ke seluruh penjuru hutan dan mengganggu aktivitas hewan-hewan lain yang tinggal di hutan.
  9. Pada keesokkan harinya Gajah datang lagi dan seperti biasa ia akan melewati rumah-rumah semut merah.
  10. Pada awalnya Gajah mengelak atas tuduhan Semut Merah.

Penggunaan Kata Hubung Lalu, Kemudian, dan Akhirnya
Kata lalu dan kemudian memiliki makna yang sama. Kata itu digunakan sebagai penghubung antarkalimat dan intrakalimat. Kata akhirnya biasanya digunakan untuk menyimpulkan dan mengakhiri informasi dalam paragraf atau dalam teks.
Pada zaan dahulu ayam dan anak-anaknya sedang berjalan, lalu tiba-tiba mereka mendengar suara elang ''ngak'' dan salah satu dari anak-anak ayam pun dibawa oleh elang itu. Kemudian, induk ayam pun melindungi anaknya yang tidak dibawa oleh elang. setelah itu anaknya yang selamat dari cengkraman elang pun dititipkan kepada ayam-ayam lain. Induk ayam pun meminta bantuan dari kancil dan musang. Kancil memberikan saran supaya ayam meminjam sayap elang. Akhirnya, ayam pergi menemui sang elang untuk meminjam sayapnya.